BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 21 Februari 2011

Atas Nama Cinta


Bagaimana aku bisa pungkiri rasa ini..ia datang mengalir laksana air,
Bagimana aku bisa ungkapkan rasa ini..padamu, seorang yang masih asing bagiku,
Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk ku dan untuk mu
Karna kebahagiaan ku adalah tak mesti harus bersamamu
dan ku dendangkan nasyid ini sebagai pengingat untuk hati ku, atas rasa itu..

Tika mata
Diuji manisnya senyuman
Terpamit rasa menyubur harapan

Dan seketika
Terlontar ke dunia khayalan
Hingga terlupa singkat perjalanan
Tersedar aku dari terlena
Dibuai lembut belaian cinta

Rela aku pendamkan
Impian yang tersimpan
Enggan ku keasyikan
Gusar keindahannya
Merampas rasa cinta
Pada Dia yang lebih sempuna

Bukan mudah
Bernafas dalam jiwa hamba
Dan ku coba..
Menghindarkan pesona maya
Karna tak upaya ku hadapinya
Andai murka-Nya menghukum leka

Diatas nama cinta
Pada yang selayaknya
Kunafikan yang fana
Moga dalam hitungan
Setiap pengorbanan
Agar disuluh cahaya redha-Nya

Biar sendiri hingga hujung nyawa
Asal tak sepi dari kasih-Nya
Karna sesungguhnya hakikat cinta
Hanya Dia yang Esa

Saratkan hati ini dengan cinta hakiki
Sehingga ku rasai
Nikmat-Nya
Syurga-Nya
Cinta-Nya
- u n i c-

Selasa, 11 Januari 2011

Kedudukan Doa Setelah Membaca Al-qur'an


Bacaan “shadaqallahul ‘azhim” setelah membaca Al Qur’an merupakan perkara yang tidak asing bagi kita tetapi sebenarnya tidak ada tuntunannya, termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk berhenti dari membaca Al Qur’an dengan kata “hasbuk”(cukup), dan Ibnu Mas’ud tidak membaca shadaqallahul’adzim.

Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam telah berkata kepadaku, “Bacakan kepadaku (Al Qur’an)!” Aku menjawab, “Aku bacakan (Al Qur’an) kepadamu? Padahal Al Qur’an sendiri diturunkan kepadamu.” Maka Beliau menjawab, “Ya”. Lalu aku membacakan surat An Nisaa’ sampai pada ayat 41. Lalu beliau berkata, “Cukup, cukup.” Lalu aku melihat beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata.

Syaikh Muhammad Musa Nashr menyatakan, “Termasuk perbuatan yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah) yaitu mayoritas qori’ (orang yang membaca Al Qur’an) berhenti dan memutuskan bacaannya dengan mengatakan shadaqallahul ‘azhim, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentikan bacaan Ibnu Mas’ud dengan mengatakan hasbuk (cukup). Inilah yg dikenal para salaf dan tidak ada keterangan bahwa mereka memberhentikan atau mereka berhenti dengan mengucapkan shadaqallahul ‘azhim sebagaimana dianggap baik oleh orang-orang sekarang”. (Al Bahtsu wa Al Istiqra’ fi Bida’ Al Qurra’, Dr Muhammad Musa Nashr, cet 2, th 1423H)

Kemudian beliau menukil pernyataaan Syaikh Mustafa bin Al ‘Adawi dalam kitabnya Shahih ‘Amal Al Yaumi Wa Al Lailhlm 64 yang berbunyi, “Keterangan tentang ucapan Shadaqallahul’azhim ketika selesai membaca Al Qur’an: memang kata shadaqallah disampaikan Allah dalam Al Qur’an dalam firman-Nya,
قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah:’Benarlah (apa yang difirmankan) Allah.’ Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (Qs Ali Imran:95)
Memang benar, Allah Maha Benar dalam setiap waktu. Namun masalahnya kita tidak pernah mendapatkan satu hadits pun yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri bacaannya dengan kata “Shadaqallahul’azhim.”

Di sana ada juga orang yang menganggap baik hal-hal yang lain namun kita memiliki Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam sebagai contoh teladan yang baik. Demikian juga kita tidak menemukan satu atsar, meski dari satu orang sahabat walaupun kita mencukupkan pada hadits-hadits Nabi shallallanhu’alaihi wa sallam setelah kitab Allah dalam berdalil terhadap masalah apa pun. Kami telah merujuk kepada kitab Tafsir Ibnu Katsir, Adhwa’ Al Bayan, Mukhtashar Ibnu katsir dan Fathul Qadir, ternyata tak satu pun yang menyampaikan pada ayat ini, bahwa Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam pernah mengakhiri bacaannya dengan shadaqallahul ‘azhim.(Lihat Hakikat Al Maru Bil Ma’ruf Wa Nahi ‘Anil munkar, Dr Hamd bin Nashir Al ‘Amar,cet 2)
Bila dikatakan “Cuma perkataan saja, apa dapat dikatakan bid’ah?” Perlu kita pahami,bahwa perbuatan bid’ah itu meliputi perkataan dan perbuatan sebagaimana sabda Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam,
Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR Muslim)

Sehingga apa pun bentuknya, perkataan atau perbuatan yang dimaksudkan untuk ibadah yang tidak ada contohnya dalam agama, maka ia dikategorikan bid’ah. Bid’ah ialah tata cara baru dalam agama yang tidak ada contohnya, yang menyelisihi syariat dan dalam mengamalkannya dimaksudkan sebagai ibadah kepada Allah.
Wallahu a’lam.
***
sumber: muslimah.or.id

Senin, 10 Januari 2011

Doa Mendengar Petir

Akhir-akhir ini, sering hujandisertai petir yang menggelegar..sebagai seorang muslim apakah hanya cukup bergidik, memejamkan mata dan menutup daun telinga saja? tentunya tidak kan,, ada doa yang dituntunkan baginda Rasulullah SAW saat kita mendengar suara petir. Berikut redaksinya:

ALLOOHUMMA LAA TAQTULNAA BIGHODHOBIKA WA LAA TUHLIKNAA BI'ADZAABIKA WA'AAFINAA QOBLA DZAALIK
Artinya dalam Bahasa Indonesia :
“ Ya Allah, hanganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaanMu, dan janganlah Engkau merusakkan kami dengan siksaanMu dan selamatkanlah kami sebelum itu ”

Semoga  kita terlindung dari hal yang demikian,,dan semoga petir yang menggelegar dapat menambah keyakinan dan kekaguman kita pada pencipta alam semesta ini, Allah SWT..

Minggu, 09 Januari 2011

..Belajar dari 'Kegagalan' Anna Althafunnisa'



Ia seorang muslimah, menutup aurat dengan sempurna, cerdas, berpendidikan tinggi, mengerti banyak hukum agama, dari keturunan yang baik, tumbuh di lingkungan yang baik pula, berbaur dengan orang-orang shalih, kaya, tidak punya cacat fisik, bahkan tergolong wanita cantik. Lalu, apa lagi yang kurang?
Ya, begitulah gambaran dari Anna Althafunnisa, seorang tokoh utama dari novel karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih, yang kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul film yang sama pula. Dan yang seperti kita ketahui bersama, seperti halnya novelnya yang laris manis, film ini pun laku keras di pasaran. Kemudian tak lama setelahnya, sosok Anna Althafunnisa begitu melekat di benak para muslimah, mampu menjadi ikon tentang muslimah yang seharusnya. Setidaknya ini saya lihat ketika diamanahi mendampingi tiga puluh delapan muslimah masa peralihan dari belia ke dewasa yang sedang menjalani hidupnya di awal-awal semester kuliah.

Melihat kapasitas dan kualitas kemuslimahan Anna Althafunnisa dalam gambaran cerita tersebut, pantas saja kalau kemudian dalam angan, ia adalah sosok muslimah ideal masa kini. Namun ada yang menarik untuk dicermati dan diurai hikmahnya bersama. Bahwa seideal-idealnya muslimah, tetaplah ia wanita bumi yang sangat mungkin berbuat khilaf dan punya kekurangan di sana-sini di balik kelebihannya yang berlimpah. Pun pembahasan ini bukan untuk mencari-cari kesalahan seseorang, tapi semoga mampu mengasah sikap kritis kita, agar tak selalu mengangguk setuju pada tokoh yang diidolakan.

Ada dua peristiwa bersejarah dalam hidup Anna yang menarik untuk dicermati, yaitu ketika prosesi khitbah dan penyebab perceraian dalam biduk rumah tangganya.
Dalam prosesi khitbahnya, kita dapati syarat Anna sebelum mengiyakan lamaran adalah, bahwa tidak adanya wanita lain kelak dalam rumah tangganya, alias ia menginginkan menjadi wanita satu-satunya dalam hati sang suami. Banyak muslimah yang 'terhipnotis' dengan pernyataan Anna, bahwa ia ingin seperti Fatimah dan Ibunda Khadijah yang tak pernah diduakan seumur hidupnya.
Tak ada yang salah dengan keinginannya ini, tapi jangan lupa, bahwa kita juga punya si cerdas Aisyah yang tetap bahagia dengan Rasullullah padahal ia bukan wanita satu-satunya dalam kehidupan beliau, kita punya panutan seperti Zainab, Hafsah, dan masih banyak lagi pribadi-pribadi luar biasa yang mampu menjalani takdirnya sebagai seorang isteri yang bukan satu-satunya.

Mungkin menjadi hal yang sangat wajar syarat itu diajukan oleh wanita biasa dan kebanyakan, tapi menjadi tidak wajar bahkan janggal bagi seorang muslimah putri Kyai yang tentunya sedari kecil telah tumbuh dengan didikan Islami seperti Anna. Di sinilah Anna telah gagal bersikap bijak sebagai seorang muslimah, karena pada kenyataannya ia yang telah banyak mengerti hukum agama yang seharusnya lebih bisa taat pada Allah dan RasulNya, bersikap seperti wanita pada umumnya. Maka wajarlah jika timbul pertanyaan logis, kalau seorang muslimah sekredibel Anna saja 'menolak' dipoligami, bagaimana dengan wanita pada umumnya?

Menarik pula apa yang diumpamakan Anna tentang sikapnya pada poligami, bahwa jika ia tidak menyukai jengkol dan tidak memakannya bukan berarti ia mengharamkan jengkol. Hal yang logis, tapi kurang tepat dijadikan perumpamaan. Karena yang sedang kita bicarakan ini berupa syari'at Islam. Dalam hal ini sama saja Anna mengatakan, bahwa ia tidak suka dipoligami, tapi bukan berarti ia mengharamkan poligami. Penegasan yang ingin disampaikan Anna di sini adalah bahwa poligami tetaplah halal, tapi ia tidak menyukainya.
Inilah yang perlu hati-hati kita telaah. Bagaimana mungkin seorang muslim/mah tidak menyukai apa yang pernah dilakukan oleh sang Nabi SAW, dimana kita sering mengaku berkiblat pada qudwahnya?
Sementara bagian dari yang disebut sunnah adalah setiap perbuatan yang pernah dilakukannya. Sikap ini yang perlu kita pertegas, bahwa sebagai ummat Nabi SAW, kita penyuka sunnahnya. Tapi, bukan berarti setiap kita bisa dan mampu melakukan apa yang pernah dilakukan oleh sang Nabi SAW. Itulah salah satu hikmah yang bisa kita gali kenapa berhukum sunnah, bukan wajib.
Kembali ke pernyataan Anna, tentu saja akan lain maknanya jika Anna berkata bahwa ia tidak memakan jengkol karena dia tak tahan dengan baunya, dan khawatir juga baunya akan tercium ke orang di sekitarnya. Atau perumpamaan lain yang semakna, misalnya saya tidak makan rujak karena sekarang saya sedang sakit perut, saya tidak minum air es karena sekarang saya sedang pilek, atau saya tidak memakai warna hitam karena hari ini panas sekali.
Sejarah hidup Anna yang kedua adalah ketika ia mengetahui bahwa Furqan, suaminya, mengidap HIV. Yang dengan alasan inilah Anna meminta cerai. Sebuah hal yang halal memang, tapi dibenci oleh Allah SWT.

Diceritakan di situ, bagaimana Anna begitu marah, langsung kehilangan kepercayaan, dan ujungnya meminta cerai.
Mari kita bahas peristiwa ini dalam perspektif kehidupan muslimah ideal yang seharusnya sesuai dengan syari'at Islam.

Ketika seseorang marah karena mendapati dirinya telah dibohongi, itu hal yang wajar. Tapi bagi seorang Anna Althafunnisa, tentunya sudah hafal di luar kepala hadits Nabi SAW tentang perintah menahan marah. Kenapa ia tidak berupaya melakukannya? Melakukan kebajikan dengan cara menahan marah. Dan sangat mustahil Anna yang lulusan Al-Azhar Mesir itu tidak mengetahui kalau Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Di sinilah kita lihat ego dan nafsunya bermain dan menghalanginya untuk duduk, berbaring, wudhu, atau shalat daripada meluapkan kemarahannya.

Andai saja Anna dapat menahan amarahnya dan sedikit saja berlapang dada, mungkin perceraian itu tidak akan pernah terjadi dan cerita pun akan lain. Ia akan lebih bisa mendengar apa yang dikatakan sang suami, ia akan berupaya mengerti tentang posisi suami, bahkan mungkin dia akan bersikap sebaliknya, misalnya tetap memberi dukungan moral pada seseorang yang telah diangkat menjadi imamnya. Atau sebagai seorang 'partner' yang baik, ia akan tetap mengibarkan bendera optimis dengan mengatakan, "Coba kita cek lagi ke dokter, sangat mungkin kekeliruan terjadi pada saat pemeriksaan dulu, engkau orang baik dan suka memudahkan urusan orang lain, yakinlah Allah tak kan mendzalimimu."
Ya, andai saja Anna lebih mampu sedikit bersabar dan menunggu, maka perceraian itu tidak akan pernah terjadi. Karena dalam alur cerita selanjutnya, ternyata hasilnya negatif setelah Furqan memeriksakan diri. Namun sayang, bukan sikap seperti itu yang Anna lakukan. Padahal pada saat itu posisi Anna adalah seorang isteri. Isteri yang sangat tahu betapa mulianya kedudukan seorang Adam ketika ia telah menjadi seorang suami, sampai-sampai Nabi SAW pernah menyabdakan, jika diperbolehkan menyembah selain Allah, niscaya ia akan menyuruh setiap isteri menyembah suaminya. Lalu, isteri shalihah macam apakah yang lantang bernada tinggi penuh amarah ketika berbicara di depan suaminya?
Inilah sikap Anna yang perlu kita kritisi, bahwa selayaknya seorang muslimah tetap berupaya mengendalikan dirinya dalam keadaan apapun. Seperti halnya tetap berupaya taat pada semua perintah Allah SWT, dalam keislaman yang kaffah.

Ana Althafunnisa, seorang muslimah cerdas yang memiliki banyak hal lebih dalam dirinya, tetaplah manusia biasa. Namun, tak dapat dipungkiri, bahwa terlepas dari kekurangannya, ia tetap menjadi sosok wanita luar biasa yang patut diikuti sepak terjangnya dalam merunut hidup menjadi wanita seperti yang diinginkanNya. Banyak hal baik yang bisa kita gali dan teladani, bahkan apa yang ada padanya mampu dijadikan motivasi agar kita menjadi semakin lebih baik.
sumber: http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/belajar-dari-kegagalan-anna-althafunnisa.htm

.Hujan pun mengabarkan..


Terkadang, saya berpikir ketika berada dalam kesendirian di suatu tempat,,mungkin hanya ditemani boneka dan laptop..,apa ya yang patut saya syukuri saat ini? Salah satu yang sering teringat adalah penderitaan maupun kesusahan orang-orang diluaran sana..entah itu mencari nafkah atau sekedar tempat berteduh..bahkan sesuap nasi untuk menahan lapar!

Namun, rasanya tidak untuk malam ini..ketika mencoba mengingat penderitaan atau kesusahan orang lain di luar sana..hal itu tak bisa..karena hal itu justru sedang menimpa saudara ku sendiri..lebih tepatnya 2 teman sekamar ku. Mereka adek tingkat ku.,aku yang paling tua di kamar..perasaan khawatir terhadap keaadaan mereka itu…ada.
Dan,,,malam ini..di bawah langit yang berbeda..ada kabar dari mereka..satu suasana…yaitu  HUJAN.

Adek ku yang pertama sudah berencana pulang sejak kemarin, namun karena tugas kuliah yang begitu menyita waktu, kepuangannya diundur sampai tadi sore ia baru bisa pulang dengan lega..rumahnya sragen, perjalanan dari j0gja mungkin sekitar 3 jam. Jam 7 ku sms dia..pikirku pastilah sudah sampai di rumah..tapi apa balasannya??
“Masih ngeyup e mbag, dah 1 jam lebih..” waa..masih ngeyup??mungkin baru sampai daerah solo..hujannya memang cukup lebat..mau pakai jas hujan..katanya percuma..kaca mata nya juga bakalan berembun..dan penglihatan pun…kabur. Ya Allah, membayangkan jam segitu..menjelang isya’,,sudah cukup malam, apalagi suasana hujan..mendung…duw.. :(

Adek ku yang satu, baru pulang dari rumahnya yang di Gunung Kidul..baru beberapa saat sampai kos..bergegas ia meluncur ke Magelang..panggilan kemanusiaan..alias relawan di salah satu posko disana..kali ini saya tidak sms, karna dia bilang akan pulang malam ini ke kos..tapi..selepas isya’..dia sms dengan nomor temennya..katanya ”..Q gk bisa plg ni banjir lagi, lebih parah dari yg pertama, jalan di tutup….” Yah akhirnya dia berencana menginap di rumah teman yg dekat daerah sana..itupun kalau sudah bisa melewati jalan yang tengah ditutup…Aku pernah sekali melewati jalan yg ia maksud..jembatan kali putih yang rawan banjir lahar dingin..yang sebelahnya ada desa yg hilang tersapu lahar..dan menyisakan pasir serta batu besar..yg sekarang menjadi tempat wisata!!

Malam ini, aku belajar..kami di bawah langit yg berbeda..dengan keadaan yg berbeda..dan aku bersyukur..bisa setenang ini, berteduh tanpa ada kebocoran atap..duduk manis  tegak lurus menghadap  laptop, mendengarkan radio atau mem-play music favorit ku..mengetik kembali untuk skripsiku..

Maka, ingin kukatakan pada mereka..bersabarlah disana, inilah episode kalian merasakan sedikit ketakutan..kekhawatiran..namun tenanglah, apapun yg kan terjadi nanti, asal slalu ada di ingatan kalian Allah..maka Allah pun akan melindungi kaian..

tah, belum tentu aku yang kini aman-aman saja juga selamat dari yg bernama “BENCANA ALAM”..Peluang Kita Sama..bukankah banyak cerita yang awalnya keadaan begitu tenang, lenyap seketika lantaran tsunami 2004 menerjang? Atau gempa bumi jogja 2006 silam? Tiada yang dapat pastikan akhir hidup kita seperti apa,,satu harapan pasti..apapun yang terjadi,,semoga akhir hidup kita khusnul khatimah..dengan hati yang saliim..hati yg selamat..bersih dari sgala bentuk kesyirikan dan kedurhakaan..
sm0ga dengan cerita ini, kita dapat lebih mensyukuri keadaan kita yang sekarang..dan menggunakan segala nikmatNya untuk hal-hal yang diridhoiNya..
Amiin.
Ahad, 09 januari 2011-01-09 – hujan rintik2, aku dan boneka kecil ku-



Rabu, 29 Desember 2010

E..Mo...Si

Awalnya niat beneran cari data, tapi di situs itu ada yang bagus untuk di..di..di apa ya...yah di ketahui hehe. Mulai bahas fakta tentang kompetensi guru..sampai tentang EMOSI..mmm dan kayag nya pas sama sik0n hari ini..f0r example EMOSI habis n0nt0n AFF Timnas..tapi lebih dari itu ini tentang EMOSI di keseharian Kita..karna 0rang cerdas itu gag hanya 0tak nya tapi EMOSI nya jg..c0ba, neg guru cerdas tapi emosi-an..murid pada kabuuur, ustadz cerdas tapi emosi-an..santrinya males dengerin ceramahnya apalagi ny0nt0h akhlak nya, d0kter emosi-an..pasien tambah parah sakitnya...dll..Lah

Nah, daripada kelamaan sy cas..cis..cus, berikut kutipan nya *halah:
Dalam bukunya yang lain, yang lebih menggugah, Working with Emotional Intelligence, Goleman kemudian mengajari kita untuk menggunakan "peta emosi" agar kecerdasan emosi kita melejit.
"Peta emosi" itu berkaitan dengan diri-personal dan diri-sosial.
Dalam diri-personal, ada tiga hal penting yang perlu kita kuasai:
(1) sadar-diri dan mampu memahami diri,
(2) mengelola diri, dan
(3) memotivasi diri.
Tanpa kita dapat memahami diri, mustahil kita dapat mengelola diri kita sendiri. Dan jika kita tidak dapat mengelola diri kita, akibatnya kita tidak mungkin dapat memotivasi diri untuk terus-menerus memperbaiki diri.


Dalam diri-sosial hanya ada dua hal penting, yaitu
(1) memahami orang lain, dan
(2) empati.
Namun, sebelum kita beranjak ke diri-sosial, sebaiknya kita berupaya keras lebih dahulu untuk menyentuh hal-hal paling mendasar dari diri-personal--kalau perlu sampai ke sumur terdalam bernama inner self.
Tanpa kita mau berupaya sungguh-sungguh untuk memahami diri, apa mungkin kita mampu memahami diri orang lain? Tanpa kita mampu lebih dahulu mengelola diri sendiri, apa mungkin kita dapat mengelola diri orang lain? Tanpa kita mampu memotivasi diri sendiri, apa mungkin kita memotivasi diri orang lain--bahkan ikut berempati kepada penderitaan orang lain?. (www.mizan.com, 25/04/05).

Nah, demikian teman2 pentingnya pengelolaan em0si, karna em0si adalah gambaran dan pancaran jiwa Kita..em0si gag identik dengan marah2 kan..banyak ekspresi berarti banyak em0si..
sm0ga setiap em0si Kita sesuai dengan apa yang di sukai Allah..sang pembolak-balik Hati :D


*Lanjutkan pencarian data mu..
   

Senin, 27 Desember 2010

Cinta di Titik Ketaatan :.


Jadikanlah cintaku pada Mu Ya Allah
Berhenti di titik ketaatan
Meloncati rasa suka dan tak suka

Karena aku tahu,
mentaatiMu dalam hal yang tak ku sukai
adalah kepayahan, perjuangan dan gelimang pahala
Karena seringkali ketidaksukaanku,
hanyalah bagian dari ketidaktahuanku..

-di jalan cinta para pejuang 294-

Ibadah tanpa cinta terasa hampa,,
dengan rasa cinta ibadah tak sekedar melepas kewajiban semata..
tapi bagaimana bisa terbina cinta,,
jika hati tak kenal siapa Tuhannya?

Ia yang telah menciptkannya..
Lalu memeliharanya..
Mempertemukannya dengan orang-orang yang menyayanginya..
Kemudian membalasi kebaikannya dengan pahala dan syurga.

 jika saat  kematiaan adalah puncak Cinta  pada pemilik jiwa raga,
maka tag ada lagi kebahagiaan selain daripadanya
berjumpa dengan membawa Cinta di tempat penuh Cinta
yang kita sebut Syurga.

Rabu, 22 Desember 2010

.jangan tanya Mengapa..



Mengapa seorang biarawati yang tertutup dari kepala hingga ujung jari kaki ia dihormati karena membaktikan dirinya untuk Tuhan, sedangkan jika seorang muslimah melakukannya, ia sering dicap "tertindas"?

Mengapa seorang Yahudi bisa memelihara janggutnya dan ia dipandang sedang melaksanakan kepercayaannya, dan ketika seorang Muslim melakukannya ia adalah seorang ekstrimis?
Jika seorang wanita barat tinggal di rumah dan merawat rumah beserta anak-anaknya, ia dianggap tengah berkorban dan berbuat baik untuk rumahtangganya, tetapi jika seorang perempuan Muslim melaksanakannya ia dianggap "perlu dimerdekakan".

Mengapa jika seorang anak meraih keberhasilan pada suatu disiplin ilmu, ia dianggap berpotensi, tetapi jika ia membaktikan dirinya pada Islam, ia dianggap tak ada harapan?

Ketika seorang Kristen membunuh seseorang, agama tidak pernah disebut-sebut (contohnya  teroris IRA), tetapi ketika seorang Muslim dituduh dengan suatu tindakan kriminal, Islamlah seolah-olah yang diadili?

Tetapi kemudian, mengapa meskipun semua itu terjadi,
Islam tetap merupakan agama yang berkembang tercepat di dunia?
Renungkanlah selama 60 detik dan katakanlah!
Lihat apakah setan akan menghentikannya.

..di Photo Profile Facebook mu..

Perkenalkan sebelumnya: ummu kaltsum CM. S.Psi  *baca: Calon Mantan Sarjana Psikologi :D nah, dari namanya sj, sudah pasti dia bukan orang yang ahli dalam bidang psikologi, punya buku psikologi?? enggag juga..jadi tulisan berikut hanya analisis acak kadul..just my mind..karna orang yang paling menyedihkan adalah orang yg memilki penglihatan tapi tidak memilki pandangan,  maksudnya adalah sudut pandang dalam suatu hal yang dilihat, yg didengar yg dirasa..yg dialami..yg..yg yg lain....

Baiklah,kali ini tentang hubungan antara photo profile  kita sebut PP di facebook dengan keadaan psikologis seseorang. Yang saya amati, ada hubungannya..*hubungannya baik2 saja hee :D

Seseorang itu akan cenderung menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, minimal seideal yang di inginkan. Ada yang mengekspresikan dengan tulisan, kata-kata, tindakan atau sekedar gambar. Hemm sekedar? tidak, ternyata itu lebih besar maknanya..lagi-lagi menurut saya sih.. :p


Nah, sekarang langsung ke contoh saja ya..*sorry klo ada yg merasa dan ternyata analisisnya salah..maklum psikolog dadakan :p
******yang sudah berkeluarga*****
1. PP bersama istri atau anak saja : berarti dia senang kalo lg bersama istri nya saja atau anaknya saja  everywhere
2. PP bersama keluarga lengkap : dia bersyukur sekali memilki keluarga yang utuh...tidak BROKEN
3. PP sendirian : yah, emang lg pengen sendiri mungkin sedang tidak ingin memikirkan urusan RT terlalu penat-
4. PP selain dirinya : pingin menjadi diri sendiri sesuai yg diinginkan jauh dari penilaiankeluarga padanya

******yang belum berkeluarga****
1.PP Bisnisman : biasanya di belakang PP nya adalah tempat kerjanya, atau sekedar menulis Logo I Luv My Job
2. PP sastrawan : biasanya dipakae PP hasil karyanya..entah buku2 atau bahkan event2 yg terkait sastra
3. PP menunjukkan hoby :yang suka film ASIA, PP fot artis2 nya..yg suka nulis ada buku atau penanya..

4. PP impian : misal ada mobil..berati pingin punya mobil, ada PP bersama pangeran/bidadari impian versi kartun, padahal status belum married..ada yg pake tokoh kartun juga..emm mungkin itu impiannya sewaktu kecil..kebanyakan nonton film kartun..misal Sakura, DOraemon, sailormoon, sampe baja hitam atai power ranger :D

...biar adil sama2 4 sj ya..
Nah, apapun PP teman2 kita..itu hak mereka..kalo mengandung SARA ya..diingatkan saja..Dengan melihat PP kita bs bersikap kepada teman2 kita yg berbeda sifatnya..tentu kita berusaha agar dapat diterima  dalam dunianya..asal eksistensi diri jangan tergadaikan..tetap pegang teguhlah Anda sebagai Muslim..tanggapi statusnya sesuai kadar/tingkat keilmuannya..tanpameninggalkan karakter Anda yang sebenarnya..karn ajika dipaksakan juga..ini namanya pembunuhan karakter sodara.. 

So, hargai dan doakan saja PP teman Anda yang ingin mengungkapkan ingin seperti apa dirinya  kini maupun kelak..
meski tak jumpa lagi di persada Fesbuk ini..mungkin suatu saat ada yg berkata lebih kurang seperti ini:
"ooo..ini ta mbag nya yang dulu nick name di FB....wah sekarang sudah jadi.....sudah punya ini......kayag PP nya dulu..selamat ya mbag.."

Smga bermanfaat :D

*pagi hari sambil menunggu waktu 'yang tepat' untuk ke kampus..bimbingan skripsi lagi dan lagi :D

it's My Father

*It's My Father..
..sebelumnya sy tahu hadis ini : ..bukanlah yang dikatakan pemuda yang berkata 'inilah  bapak ku', tapi yang dikatakan pemuda adalah 'inilah aku'..

Tapi bagi saya, menuliskan sosok bapak dalam label cerita ku, tak bermaksud membanggakan bapak..aku tetaplah aku..bukankah Raihan dalam nasyidnya IMAN adalah MUTIARA bertutur : iman tak dapat diwarisi..dari seorang ayah yang bertakwa..dia tak dapat dijual beli..dia tiada di tepian pantai....*neg disuruh bernasyid..he he keterusan nantinya :D karna sebaik apapun bapak  saya,,itu tidaklah berpengaruh lebih pada kehidupan saya, kalau tidak saya ambil pelajaran darinya..terlebih di akherat..difirmankan :..dan seorang bapak tidak bisa menolong anaknya..hari dimana terputus segala hubungan kekeluargaan..dan ayat2 lain yang senada..

Baiglah...kita mulai ya :D
Sungguh, senyatanya laki-laki yang pertama kali mencintaimu dengan tulus, adalah seseorang yang kini kau panggil bapak...ayah..daddy..babe..pak ne..abi...atau apapun panggilan buatnya..
tapi, mungkin Anda bisa berkilah..bagi yang memilki cerita 'yang tak seharusnya' dilakukan seorang ayah..tak apa..bersabarlah kawan..

Kini, di cerita ku..aku ingin bercerita tentang bapak ku..hanya meluapkan kerinduan yang tertahan karna sebuah amanah kuliah di perantauan :D
Ayahku asli orang desa..menikah dengan anak tetangga. Bukan tetangga desa, tapi tetangga rumah..pernah kutanya, "pak, kenapa milih ibu sebagai isteri?" *batinku, mungkin bapak bisa mendapatkan seorang yang 'lebih' dari ibu ku waktu itu...betapa tidak, bapak ku sudah mengenal islam lebih dulu..lalu menambah pemahaman islamnya dengan ikut dalam kajian suatu majelis..agar rutin dan istiqomah dalam berislam..berjamaah saling menguatkan...tapi ibu waktu itu..sungguh bagiku jauh dari kriteria 'ikhwan sholih' seperti bapak ku hee, ibu belum berjilbab (kalo sekarang, sudah berjilbab :)...sukanya masih jalan-jalan sama teman2 nya..apalagi untuk mengaji, orang tuanya tidak mudah mengijinkan.. ini cerita ibu ku sendiri.. hemm kebanyakan di batin ya..kembali ke pertanyaan ku pada bapak, jawabnya "karna itu lah perjuangan.." wuih..dahsyat jawabannya, singkat tapi penuh makna..itu jawaban gentleman menurut ku..*belain bapak nya sendiri Lah...ini mengajarkanku akan perjuangan yang hanya karenaNya..untuk seorang wanita yang kini sebagai istrinya maka,, benarlah wanita tulang rusuk yang bengkok, maka luruskanlah ia dengan hati-hati..jangan terlalu keras, nanti ia pecah, jangan terlalu lembut nanti ia mudah berdebu

Bapak pernah berkata..saat kami duduk di ruang tamu sambil memandangi rak buku beliau yang berjajar banyak buku..ea ealah banyak buku masa' banyak bolo pecah..neg bolo pecah itu rak nya ibu :D lalu bapak berkata : "Buku-buku itu kelak jadi warisan" hedweh..awal dengarnya agak ngeri sodara,,koq ngomongin warisan2 sgala kayak mau ****haduh gag sampai hati menuliskannya *sorry,  tapi dibalik perkataannya aku tahu, bapak mengajarkanku akan kecintaan pada ilmu...yang semakin dipelajari semakin ingin menambah pengetahuan..buku adalah guru terbaik, dia tak pernah marah meski kita baca sambil berdiri, duduk, tidur, tengkurap..all position lah :D

Apapun ilmunya...asal bermanfaat di dunia dan pastinya berarti di akherat..mau baca buku kesehatan? ada, buku tentang beternak ayam? ada, kliping iklan2 jaman dulu? ada juga..majalah, buletin, tersedia..apalagi buku agama...available lah..dari ibadah sampai dakwah, ada juga membentuk keluarga sakinah..urusan umat, kisah dan shirah sahabat, kitab hadis, tafsir Al-Qur'an yang dijilid berdasarkan surat..mm kalo tidak salah sudah sampai al-ahzab..atau mungkin lebih...Subhanallah benar-benar real warisan.

Ilmu yang menjaga kita.., dunia boleh berubah sesukanya, namun pemikiran, prinsip hidup yang lurus sesuai Allah dan RasulNya adalah yang tak boleh berubah..Itu kit adapat dari ilmu..buku salah satunya..

Terakhir, tapi bukan berarti ini cerita ku tentang bapak cukup sampai disini, karna tak kan cukup di ruang sesempit ini..salah satu kebahagiaan ku menjadi anak nya adalah : bapak tidak pernah khawatir jika aku meminta uang untuk jalan kebaikan- perjuangan dakwah- kami menyebutnya..
Harus ke tempat yang cukup jauh untuk mendengarkan sebuah kajian akbar, atau memperkuat jalan dakwah majelis kami..bapak tak ragu2 untuk memberikan 'sisa' uangnya..aahh sepertinya tidak pantas ku sebut 'sisa' karna aku yakin, dalam pengelolaan penghasilan beliau..hal seperti ini pasti juga diprioritaskan,,tak kalah dengan uang bulanan untuk belanja ibu atau uang saku  sekolah kami anak-anak nya..

Ya Allah, hanya Engkau yang bisa dan pantas membalas sgala jasanya,,pada ku,,pada ibu ku,,pada keluarga ini..pada orang-orang yang terbimbing lewat perkataan atau perilakunya..
Sungguh aku ingin bersamanya di syurga Mu kelak..bersama ibu dan keluarga ku..lainnya..
 ..dan Bagiku, ada HARI BAPAK untukmu..melebihi 22 desember ini
*yang dinisbatkan orang2 sebagai HARI IBU.