Senin, 21 Februari 2011
Atas Nama Cinta
Bagaimana aku bisa pungkiri rasa ini..ia datang mengalir laksana air,
Bagimana aku bisa ungkapkan rasa ini..padamu, seorang yang masih asing bagiku,
Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk ku dan untuk mu
Karna kebahagiaan ku adalah tak mesti harus bersamamu
dan ku dendangkan nasyid ini sebagai pengingat untuk hati ku, atas rasa itu..
Tika mata
Diuji manisnya senyuman
Terpamit rasa menyubur harapan
Dan seketika
Terlontar ke dunia khayalan
Hingga terlupa singkat perjalanan
Tersedar aku dari terlena
Dibuai lembut belaian cinta
Rela aku pendamkan
Impian yang tersimpan
Enggan ku keasyikan
Gusar keindahannya
Merampas rasa cinta
Pada Dia yang lebih sempuna
Bukan mudah
Bernafas dalam jiwa hamba
Dan ku coba..
Menghindarkan pesona maya
Karna tak upaya ku hadapinya
Andai murka-Nya menghukum leka
Diatas nama cinta
Pada yang selayaknya
Kunafikan yang fana
Moga dalam hitungan
Setiap pengorbanan
Agar disuluh cahaya redha-Nya
Biar sendiri hingga hujung nyawa
Asal tak sepi dari kasih-Nya
Karna sesungguhnya hakikat cinta
Hanya Dia yang Esa
Saratkan hati ini dengan cinta hakiki
Sehingga ku rasai
Nikmat-Nya
Syurga-Nya
Cinta-Nya
- u n i c-
Diposting oleh InspirE
Selasa, 11 Januari 2011
Kedudukan Doa Setelah Membaca Al-qur'an
Bacaan “shadaqallahul ‘azhim” setelah membaca Al Qur’an merupakan perkara yang tidak asing bagi kita tetapi sebenarnya tidak ada tuntunannya, termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk berhenti dari membaca Al Qur’an dengan kata “hasbuk”(cukup), dan Ibnu Mas’ud tidak membaca shadaqallahul’adzim.
Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam telah berkata kepadaku, “Bacakan kepadaku (Al Qur’an)!” Aku menjawab, “Aku bacakan (Al Qur’an) kepadamu? Padahal Al Qur’an sendiri diturunkan kepadamu.” Maka Beliau menjawab, “Ya”. Lalu aku membacakan surat An Nisaa’ sampai pada ayat 41. Lalu beliau berkata, “Cukup, cukup.” Lalu aku melihat beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata.
Syaikh Muhammad Musa Nashr menyatakan, “Termasuk perbuatan yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah) yaitu mayoritas qori’ (orang yang membaca Al Qur’an) berhenti dan memutuskan bacaannya dengan mengatakan shadaqallahul ‘azhim, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentikan bacaan Ibnu Mas’ud dengan mengatakan hasbuk (cukup). Inilah yg dikenal para salaf dan tidak ada keterangan bahwa mereka memberhentikan atau mereka berhenti dengan mengucapkan shadaqallahul ‘azhim sebagaimana dianggap baik oleh orang-orang sekarang”. (Al Bahtsu wa Al Istiqra’ fi Bida’ Al Qurra’, Dr Muhammad Musa Nashr, cet 2, th 1423H)
Kemudian beliau menukil pernyataaan Syaikh Mustafa bin Al ‘Adawi dalam kitabnya Shahih ‘Amal Al Yaumi Wa Al Lailhlm 64 yang berbunyi, “Keterangan tentang ucapan Shadaqallahul’azhim ketika selesai membaca Al Qur’an: memang kata shadaqallah disampaikan Allah dalam Al Qur’an dalam firman-Nya,
Memang benar, Allah Maha Benar dalam setiap waktu. Namun masalahnya kita tidak pernah mendapatkan satu hadits pun yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri bacaannya dengan kata “Shadaqallahul’azhim.”
Di sana ada juga orang yang menganggap baik hal-hal yang lain namun kita memiliki Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam sebagai contoh teladan yang baik. Demikian juga kita tidak menemukan satu atsar, meski dari satu orang sahabat walaupun kita mencukupkan pada hadits-hadits Nabi shallallanhu’alaihi wa sallam setelah kitab Allah dalam berdalil terhadap masalah apa pun. Kami telah merujuk kepada kitab Tafsir Ibnu Katsir, Adhwa’ Al Bayan, Mukhtashar Ibnu katsir dan Fathul Qadir, ternyata tak satu pun yang menyampaikan pada ayat ini, bahwa Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam pernah mengakhiri bacaannya dengan shadaqallahul ‘azhim.(Lihat Hakikat Al Maru Bil Ma’ruf Wa Nahi ‘Anil munkar, Dr Hamd bin Nashir Al ‘Amar,cet 2)
Bila dikatakan “Cuma perkataan saja, apa dapat dikatakan bid’ah?” Perlu kita pahami,bahwa perbuatan bid’ah itu meliputi perkataan dan perbuatan sebagaimana sabda Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam,
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR Muslim)
Sehingga apa pun bentuknya, perkataan atau perbuatan yang dimaksudkan untuk ibadah yang tidak ada contohnya dalam agama, maka ia dikategorikan bid’ah. Bid’ah ialah tata cara baru dalam agama yang tidak ada contohnya, yang menyelisihi syariat dan dalam mengamalkannya dimaksudkan sebagai ibadah kepada Allah.
Wallahu a’lam.
***
sumber: muslimah.or.id
Diposting oleh InspirE
Label: Doa
Senin, 10 Januari 2011
Doa Mendengar Petir
ALLOOHUMMA LAA TAQTULNAA BIGHODHOBIKA WA LAA TUHLIKNAA BI'ADZAABIKA WA'AAFINAA QOBLA DZAALIK
Artinya dalam Bahasa Indonesia :
“ Ya Allah, hanganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaanMu, dan janganlah Engkau merusakkan kami dengan siksaanMu dan selamatkanlah kami sebelum itu ”
Semoga kita terlindung dari hal yang demikian,,dan semoga petir yang menggelegar dapat menambah keyakinan dan kekaguman kita pada pencipta alam semesta ini, Allah SWT..
Diposting oleh InspirE
Label: Doa
Minggu, 09 Januari 2011
..Belajar dari 'Kegagalan' Anna Althafunnisa'
Ya, begitulah gambaran dari Anna Althafunnisa, seorang tokoh utama dari novel karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih, yang kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul film yang sama pula. Dan yang seperti kita ketahui bersama, seperti halnya novelnya yang laris manis, film ini pun laku keras di pasaran. Kemudian tak lama setelahnya, sosok Anna Althafunnisa begitu melekat di benak para muslimah, mampu menjadi ikon tentang muslimah yang seharusnya. Setidaknya ini saya lihat ketika diamanahi mendampingi tiga puluh delapan muslimah masa peralihan dari belia ke dewasa yang sedang menjalani hidupnya di awal-awal semester kuliah.
Melihat kapasitas dan kualitas kemuslimahan Anna Althafunnisa dalam gambaran cerita tersebut, pantas saja kalau kemudian dalam angan, ia adalah sosok muslimah ideal masa kini. Namun ada yang menarik untuk dicermati dan diurai hikmahnya bersama. Bahwa seideal-idealnya muslimah, tetaplah ia wanita bumi yang sangat mungkin berbuat khilaf dan punya kekurangan di sana-sini di balik kelebihannya yang berlimpah. Pun pembahasan ini bukan untuk mencari-cari kesalahan seseorang, tapi semoga mampu mengasah sikap kritis kita, agar tak selalu mengangguk setuju pada tokoh yang diidolakan.
Ada dua peristiwa bersejarah dalam hidup Anna yang menarik untuk dicermati, yaitu ketika prosesi khitbah dan penyebab perceraian dalam biduk rumah tangganya.
Dalam prosesi khitbahnya, kita dapati syarat Anna sebelum mengiyakan lamaran adalah, bahwa tidak adanya wanita lain kelak dalam rumah tangganya, alias ia menginginkan menjadi wanita satu-satunya dalam hati sang suami. Banyak muslimah yang 'terhipnotis' dengan pernyataan Anna, bahwa ia ingin seperti Fatimah dan Ibunda Khadijah yang tak pernah diduakan seumur hidupnya.
Tak ada yang salah dengan keinginannya ini, tapi jangan lupa, bahwa kita juga punya si cerdas Aisyah yang tetap bahagia dengan Rasullullah padahal ia bukan wanita satu-satunya dalam kehidupan beliau, kita punya panutan seperti Zainab, Hafsah, dan masih banyak lagi pribadi-pribadi luar biasa yang mampu menjalani takdirnya sebagai seorang isteri yang bukan satu-satunya.
Mungkin menjadi hal yang sangat wajar syarat itu diajukan oleh wanita biasa dan kebanyakan, tapi menjadi tidak wajar bahkan janggal bagi seorang muslimah putri Kyai yang tentunya sedari kecil telah tumbuh dengan didikan Islami seperti Anna. Di sinilah Anna telah gagal bersikap bijak sebagai seorang muslimah, karena pada kenyataannya ia yang telah banyak mengerti hukum agama yang seharusnya lebih bisa taat pada Allah dan RasulNya, bersikap seperti wanita pada umumnya. Maka wajarlah jika timbul pertanyaan logis, kalau seorang muslimah sekredibel Anna saja 'menolak' dipoligami, bagaimana dengan wanita pada umumnya?
Menarik pula apa yang diumpamakan Anna tentang sikapnya pada poligami, bahwa jika ia tidak menyukai jengkol dan tidak memakannya bukan berarti ia mengharamkan jengkol. Hal yang logis, tapi kurang tepat dijadikan perumpamaan. Karena yang sedang kita bicarakan ini berupa syari'at Islam. Dalam hal ini sama saja Anna mengatakan, bahwa ia tidak suka dipoligami, tapi bukan berarti ia mengharamkan poligami. Penegasan yang ingin disampaikan Anna di sini adalah bahwa poligami tetaplah halal, tapi ia tidak menyukainya.
Inilah yang perlu hati-hati kita telaah. Bagaimana mungkin seorang muslim/mah tidak menyukai apa yang pernah dilakukan oleh sang Nabi SAW, dimana kita sering mengaku berkiblat pada qudwahnya?
Kembali ke pernyataan Anna, tentu saja akan lain maknanya jika Anna berkata bahwa ia tidak memakan jengkol karena dia tak tahan dengan baunya, dan khawatir juga baunya akan tercium ke orang di sekitarnya. Atau perumpamaan lain yang semakna, misalnya saya tidak makan rujak karena sekarang saya sedang sakit perut, saya tidak minum air es karena sekarang saya sedang pilek, atau saya tidak memakai warna hitam karena hari ini panas sekali.
Sejarah hidup Anna yang kedua adalah ketika ia mengetahui bahwa Furqan, suaminya, mengidap HIV. Yang dengan alasan inilah Anna meminta cerai. Sebuah hal yang halal memang, tapi dibenci oleh Allah SWT.
Diceritakan di situ, bagaimana Anna begitu marah, langsung kehilangan kepercayaan, dan ujungnya meminta cerai.
Mari kita bahas peristiwa ini dalam perspektif kehidupan muslimah ideal yang seharusnya sesuai dengan syari'at Islam.
Andai saja Anna dapat menahan amarahnya dan sedikit saja berlapang dada, mungkin perceraian itu tidak akan pernah terjadi dan cerita pun akan lain. Ia akan lebih bisa mendengar apa yang dikatakan sang suami, ia akan berupaya mengerti tentang posisi suami, bahkan mungkin dia akan bersikap sebaliknya, misalnya tetap memberi dukungan moral pada seseorang yang telah diangkat menjadi imamnya. Atau sebagai seorang 'partner' yang baik, ia akan tetap mengibarkan bendera optimis dengan mengatakan, "Coba kita cek lagi ke dokter, sangat mungkin kekeliruan terjadi pada saat pemeriksaan dulu, engkau orang baik dan suka memudahkan urusan orang lain, yakinlah Allah tak kan mendzalimimu."
Ya, andai saja Anna lebih mampu sedikit bersabar dan menunggu, maka perceraian itu tidak akan pernah terjadi. Karena dalam alur cerita selanjutnya, ternyata hasilnya negatif setelah Furqan memeriksakan diri. Namun sayang, bukan sikap seperti itu yang Anna lakukan. Padahal pada saat itu posisi Anna adalah seorang isteri. Isteri yang sangat tahu betapa mulianya kedudukan seorang Adam ketika ia telah menjadi seorang suami, sampai-sampai Nabi SAW pernah menyabdakan, jika diperbolehkan menyembah selain Allah, niscaya ia akan menyuruh setiap isteri menyembah suaminya. Lalu, isteri shalihah macam apakah yang lantang bernada tinggi penuh amarah ketika berbicara di depan suaminya?
Inilah sikap Anna yang perlu kita kritisi, bahwa selayaknya seorang muslimah tetap berupaya mengendalikan dirinya dalam keadaan apapun. Seperti halnya tetap berupaya taat pada semua perintah Allah SWT, dalam keislaman yang kaffah.
Ana Althafunnisa, seorang muslimah cerdas yang memiliki banyak hal lebih dalam dirinya, tetaplah manusia biasa. Namun, tak dapat dipungkiri, bahwa terlepas dari kekurangannya, ia tetap menjadi sosok wanita luar biasa yang patut diikuti sepak terjangnya dalam merunut hidup menjadi wanita seperti yang diinginkanNya. Banyak hal baik yang bisa kita gali dan teladani, bahkan apa yang ada padanya mampu dijadikan motivasi agar kita menjadi semakin lebih baik.
Diposting oleh InspirE
Label: Hijab
.Hujan pun mengabarkan..
Diposting oleh InspirE
Rabu, 29 Desember 2010
E..Mo...Si
Awalnya niat beneran cari data, tapi di situs itu ada yang bagus untuk di..di..di apa ya...yah di ketahui hehe. Mulai bahas fakta tentang kompetensi guru..sampai tentang EMOSI..mmm dan kayag nya pas sama sik0n hari ini..f0r example EMOSI habis n0nt0n AFF Timnas..tapi lebih dari itu ini tentang EMOSI di keseharian Kita..karna 0rang cerdas itu gag hanya 0tak nya tapi EMOSI nya jg..c0ba, neg guru cerdas tapi emosi-an..murid pada kabuuur, ustadz cerdas tapi emosi-an..santrinya males dengerin ceramahnya apalagi ny0nt0h akhlak nya, d0kter emosi-an..pasien tambah parah sakitnya...dll..Lah
Nah, daripada kelamaan sy cas..cis..cus, berikut kutipan nya *halah:
Dalam bukunya yang lain, yang lebih menggugah, Working with Emotional Intelligence, Goleman kemudian mengajari kita untuk menggunakan "peta emosi" agar kecerdasan emosi kita melejit.
"Peta emosi" itu berkaitan dengan diri-personal dan diri-sosial.
Dalam diri-personal, ada tiga hal penting yang perlu kita kuasai:
(1) sadar-diri dan mampu memahami diri,
(2) mengelola diri, dan
(3) memotivasi diri.
Tanpa kita dapat memahami diri, mustahil kita dapat mengelola diri kita sendiri. Dan jika kita tidak dapat mengelola diri kita, akibatnya kita tidak mungkin dapat memotivasi diri untuk terus-menerus memperbaiki diri.
Dalam diri-sosial hanya ada dua hal penting, yaitu
(1) memahami orang lain, dan
(2) empati.
Namun, sebelum kita beranjak ke diri-sosial, sebaiknya kita berupaya keras lebih dahulu untuk menyentuh hal-hal paling mendasar dari diri-personal--kalau perlu sampai ke sumur terdalam bernama inner self.
Tanpa kita mau berupaya sungguh-sungguh untuk memahami diri, apa mungkin kita mampu memahami diri orang lain? Tanpa kita mampu lebih dahulu mengelola diri sendiri, apa mungkin kita dapat mengelola diri orang lain? Tanpa kita mampu memotivasi diri sendiri, apa mungkin kita memotivasi diri orang lain--bahkan ikut berempati kepada penderitaan orang lain?. (www.mizan.com, 25/04/05).
Nah, demikian teman2 pentingnya pengelolaan em0si, karna em0si adalah gambaran dan pancaran jiwa Kita..em0si gag identik dengan marah2 kan..banyak ekspresi berarti banyak em0si..
sm0ga setiap em0si Kita sesuai dengan apa yang di sukai Allah..sang pembolak-balik Hati :D
*Lanjutkan pencarian data mu..
Diposting oleh InspirE
Label: Manajemen Diri
Senin, 27 Desember 2010
Cinta di Titik Ketaatan :.
Jadikanlah cintaku pada Mu Ya Allah
Berhenti di titik ketaatan
Meloncati rasa suka dan tak suka
Karena aku tahu,
mentaatiMu dalam hal yang tak ku sukai
adalah kepayahan, perjuangan dan gelimang pahala
Karena seringkali ketidaksukaanku,
hanyalah bagian dari ketidaktahuanku..
-di jalan cinta para pejuang 294-
Ibadah tanpa cinta terasa hampa,,
dengan rasa cinta ibadah tak sekedar melepas kewajiban semata..
tapi bagaimana bisa terbina cinta,,
jika hati tak kenal siapa Tuhannya?
Ia yang telah menciptkannya..
Lalu memeliharanya..
Mempertemukannya dengan orang-orang yang menyayanginya..
Kemudian membalasi kebaikannya dengan pahala dan syurga.
jika saat kematiaan adalah puncak Cinta pada pemilik jiwa raga,
maka tag ada lagi kebahagiaan selain daripadanya
berjumpa dengan membawa Cinta di tempat penuh Cinta
yang kita sebut Syurga.
Diposting oleh InspirE
Label: renungan
Rabu, 22 Desember 2010
.jangan tanya Mengapa..
Diposting oleh InspirE
Label: renungan
..di Photo Profile Facebook mu..
Perkenalkan sebelumnya: ummu kaltsum CM. S.Psi *baca: Calon Mantan Sarjana Psikologi :D nah, dari namanya sj, sudah pasti dia bukan orang yang ahli dalam bidang psikologi, punya buku psikologi?? enggag juga..jadi tulisan berikut hanya analisis acak kadul..just my mind..karna orang yang paling menyedihkan adalah orang yg memilki penglihatan tapi tidak memilki pandangan, maksudnya adalah sudut pandang dalam suatu hal yang dilihat, yg didengar yg dirasa..yg dialami..yg..yg yg lain....
Baiklah,kali ini tentang hubungan antara photo profile kita sebut PP di facebook dengan keadaan psikologis seseorang. Yang saya amati, ada hubungannya..*hubungannya baik2 saja hee :D
Seseorang itu akan cenderung menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, minimal seideal yang di inginkan. Ada yang mengekspresikan dengan tulisan, kata-kata, tindakan atau sekedar gambar. Hemm sekedar? tidak, ternyata itu lebih besar maknanya..lagi-lagi menurut saya sih.. :p
Nah, sekarang langsung ke contoh saja ya..*sorry klo ada yg merasa dan ternyata analisisnya salah..maklum psikolog dadakan :p
******yang sudah berkeluarga*****
1. PP bersama istri atau anak saja : berarti dia senang kalo lg bersama istri nya saja atau anaknya saja everywhere
2. PP bersama keluarga lengkap : dia bersyukur sekali memilki keluarga yang utuh...tidak BROKEN
3. PP sendirian : yah, emang lg pengen sendiri mungkin sedang tidak ingin memikirkan urusan RT terlalu penat-
4. PP selain dirinya : pingin menjadi diri sendiri sesuai yg diinginkan jauh dari penilaiankeluarga padanya
******yang belum berkeluarga****
1.PP Bisnisman : biasanya di belakang PP nya adalah tempat kerjanya, atau sekedar menulis Logo I Luv My Job
2. PP sastrawan : biasanya dipakae PP hasil karyanya..entah buku2 atau bahkan event2 yg terkait sastra
3. PP menunjukkan hoby :yang suka film ASIA, PP fot artis2 nya..yg suka nulis ada buku atau penanya..
4. PP impian : misal ada mobil..berati pingin punya mobil, ada PP bersama pangeran/bidadari impian versi kartun, padahal status belum married..ada yg pake tokoh kartun juga..emm mungkin itu impiannya sewaktu kecil..kebanyakan nonton film kartun..misal Sakura, DOraemon, sailormoon, sampe baja hitam atai power ranger :D
...biar adil sama2 4 sj ya..
Nah, apapun PP teman2 kita..itu hak mereka..kalo mengandung SARA ya..diingatkan saja..Dengan melihat PP kita bs bersikap kepada teman2 kita yg berbeda sifatnya..tentu kita berusaha agar dapat diterima dalam dunianya..asal eksistensi diri jangan tergadaikan..tetap pegang teguhlah Anda sebagai Muslim..tanggapi statusnya sesuai kadar/tingkat keilmuannya..tanpameninggalkan karakter Anda yang sebenarnya..karn ajika dipaksakan juga..ini namanya pembunuhan karakter sodara..
So, hargai dan doakan saja PP teman Anda yang ingin mengungkapkan ingin seperti apa dirinya kini maupun kelak..
meski tak jumpa lagi di persada Fesbuk ini..mungkin suatu saat ada yg berkata lebih kurang seperti ini:
"ooo..ini ta mbag nya yang dulu nick name di FB....wah sekarang sudah jadi.....sudah punya ini......kayag PP nya dulu..selamat ya mbag.."
Smga bermanfaat :D
*pagi hari sambil menunggu waktu 'yang tepat' untuk ke kampus..bimbingan skripsi lagi dan lagi :D
Diposting oleh InspirE
Label: Jalinan ukhuwah
it's My Father
Sungguh, senyatanya laki-laki yang pertama kali mencintaimu dengan tulus, adalah seseorang yang kini kau panggil bapak...ayah..daddy..babe..pak ne..abi...atau apapun panggilan buatnya..
tapi, mungkin Anda bisa berkilah..bagi yang memilki cerita 'yang tak seharusnya' dilakukan seorang ayah..tak apa..bersabarlah kawan..
Ayahku asli orang desa..menikah dengan anak tetangga. Bukan tetangga desa, tapi tetangga rumah..pernah kutanya, "pak, kenapa milih ibu sebagai isteri?" *batinku, mungkin bapak bisa mendapatkan seorang yang 'lebih' dari ibu ku waktu itu...betapa tidak, bapak ku sudah mengenal islam lebih dulu..lalu menambah pemahaman islamnya dengan ikut dalam kajian suatu majelis..agar rutin dan istiqomah dalam berislam..berjamaah saling menguatkan...tapi ibu waktu itu..sungguh bagiku jauh dari kriteria 'ikhwan sholih' seperti bapak ku hee, ibu belum berjilbab (kalo sekarang, sudah berjilbab :)...sukanya masih jalan-jalan sama teman2 nya..apalagi untuk mengaji, orang tuanya tidak mudah mengijinkan.. ini cerita ibu ku sendiri.. hemm kebanyakan di batin ya..kembali ke pertanyaan ku pada bapak, jawabnya "karna itu lah perjuangan.." wuih..dahsyat jawabannya, singkat tapi penuh makna..itu jawaban gentleman menurut ku..*belain bapak nya sendiri Lah...ini mengajarkanku akan perjuangan yang hanya karenaNya..untuk seorang wanita yang kini sebagai istrinya maka,, benarlah wanita tulang rusuk yang bengkok, maka luruskanlah ia dengan hati-hati..jangan terlalu keras, nanti ia pecah, jangan terlalu lembut nanti ia mudah berdebu
Apapun ilmunya...asal bermanfaat di dunia dan pastinya berarti di akherat..mau baca buku kesehatan? ada, buku tentang beternak ayam? ada, kliping iklan2 jaman dulu? ada juga..majalah, buletin, tersedia..apalagi buku agama...available lah..dari ibadah sampai dakwah, ada juga membentuk keluarga sakinah..urusan umat, kisah dan shirah sahabat, kitab hadis, tafsir Al-Qur'an yang dijilid berdasarkan surat..mm kalo tidak salah sudah sampai al-ahzab..atau mungkin lebih...Subhanallah benar-benar real warisan.
Harus ke tempat yang cukup jauh untuk mendengarkan sebuah kajian akbar, atau memperkuat jalan dakwah majelis kami..bapak tak ragu2 untuk memberikan 'sisa' uangnya..aahh sepertinya tidak pantas ku sebut 'sisa' karna aku yakin, dalam pengelolaan penghasilan beliau..hal seperti ini pasti juga diprioritaskan,,tak kalah dengan uang bulanan untuk belanja ibu atau uang saku sekolah kami anak-anak nya..
Sungguh aku ingin bersamanya di syurga Mu kelak..bersama ibu dan keluarga ku..lainnya..
..dan Bagiku, ada HARI BAPAK untukmu..melebihi 22 desember ini
*yang dinisbatkan orang2 sebagai HARI IBU.
Diposting oleh InspirE
Label: Cerita ku